Semua berubah begitu saja...
Kini ku merasa berbeda...
Tak mau lagi dimanja...
Semua rasa takutku juga...
Hilang seketika...
Semua berubah begitu saja...
Kini ku merasa tertarik pada wanita...
Entah karena cinta...
Atau sekedar suka...
Semua membuatku bahagia...
Semua berubah begitu saja...
Diriku merasa lebih berani...
Menghadapi dunia ini...
Seribu masalah datang menghampiri...
Ku jalani dengan tabah hati...
Semua berubah begitu saja...
Semuanya telah berubah...
Berubah, berubah, terus berubah....
Karya: Hari Adityawan
Kumpulan Puisi
Total Tayangan Halaman
Sabtu, 09 Juli 2011
Kesetiaan
Aku tak percaya...
Kau yang dulu bersamanya...
Memintaku untuk merajut cinta...
Memintaku tuk menggantikannya...
Sungguh aku tak bisa...
Aku hanya manusia biasa...
Tiada yang istimewa...
Aku tak percaya...
Kau paksaku tuk bersamamu...
Walau kau tau semua tentang diriku...
Maafkan aku,
Aku tak mau merajut cinta semu...
Aku tak bisa bersamamu...
Aku hanya ingin dirinya satu....
Tak mau aku mendua...
Aku takut dia kecewa...
Aku hanya ingin setia...
Karya: Hari Adityawan
Kau yang dulu bersamanya...
Memintaku untuk merajut cinta...
Memintaku tuk menggantikannya...
Sungguh aku tak bisa...
Aku hanya manusia biasa...
Tiada yang istimewa...
Aku tak percaya...
Kau paksaku tuk bersamamu...
Walau kau tau semua tentang diriku...
Maafkan aku,
Aku tak mau merajut cinta semu...
Aku tak bisa bersamamu...
Aku hanya ingin dirinya satu....
Tak mau aku mendua...
Aku takut dia kecewa...
Aku hanya ingin setia...
Karya: Hari Adityawan
Rabu, 06 Juli 2011
Aku Manusia Biasa
Aku Manusia biasa,
Yang jauh dari kata sempurna.
Aku manusia biasa,
Yang berlumurkan dosa.
Aku manusia biasa,
Yang lemah di hadapan wanita.
Aku manusia biasa,
Yang haus akan cinta.
Aku manusia biasa,
Tak bisa hidup sendiri,
Menghadapi dunia ini,
Karena aku manusia biasa.
Karya: Hari Adityawan
Yang jauh dari kata sempurna.
Aku manusia biasa,
Yang berlumurkan dosa.
Aku manusia biasa,
Yang lemah di hadapan wanita.
Aku manusia biasa,
Yang haus akan cinta.
Aku manusia biasa,
Tak bisa hidup sendiri,
Menghadapi dunia ini,
Karena aku manusia biasa.
Karya: Hari Adityawan
Selasa, 05 Juli 2011
Sahabat
Sahabat,
Betapa rindunya aku padamu,
Di sini aku terdiam terpaku,
Membayangkan masa lalu,
Berada di sisimu selalu.
Sahabat,
Bila suatu saat nanti,
kau akan kembali lagi,
Izinkan aku tuk curahkan isi hati ini,
Aku sudah lama sendiri,
Jalani hari demi hari,
Tanpa dirimu oh sahabat.
Karya: Hari Adityawan
Betapa rindunya aku padamu,
Di sini aku terdiam terpaku,
Membayangkan masa lalu,
Berada di sisimu selalu.
Sahabat,
Bila suatu saat nanti,
kau akan kembali lagi,
Izinkan aku tuk curahkan isi hati ini,
Aku sudah lama sendiri,
Jalani hari demi hari,
Tanpa dirimu oh sahabat.
Karya: Hari Adityawan
fly without wings
Untie your wings my friend,
my fellow, my mate.
The moon will shine again,
lighting your path and showing the way.
Escape from that prison,
where light never sees you.
Outside there is a world,
waiting just to receive you.
Trust all your friendships,
your loves and your senses.
Your heart is not fragile,
and pain makes it agile.
You'll soar through the skies,
once again never lonely,
with a grin on your face,
and a hand on your body.
To find someone loving,
and trusting, and willing to give,
the passion that strongest in you lives within.
You think that your heart is confined and alone,
but look at your words, you are alive... full of love.
As nobody writes with such power and will,
unless a heart whispers those words in your ears.
So unravel your wings, and take flight once again,
invincible now to the pain and disdain.
You are never to talk to the moon by yourself,
you just have to turn, and see love, at your left.
Karya: Adhelia
my fellow, my mate.
The moon will shine again,
lighting your path and showing the way.
Escape from that prison,
where light never sees you.
Outside there is a world,
waiting just to receive you.
Trust all your friendships,
your loves and your senses.
Your heart is not fragile,
and pain makes it agile.
You'll soar through the skies,
once again never lonely,
with a grin on your face,
and a hand on your body.
To find someone loving,
and trusting, and willing to give,
the passion that strongest in you lives within.
You think that your heart is confined and alone,
but look at your words, you are alive... full of love.
As nobody writes with such power and will,
unless a heart whispers those words in your ears.
So unravel your wings, and take flight once again,
invincible now to the pain and disdain.
You are never to talk to the moon by yourself,
you just have to turn, and see love, at your left.
Karya: Adhelia
My Sadness
I sit here in agony,
Taken with uncertainty
My hand with an open book
And hours to make me look
I came beside the window,
My heart’s filled with sorrow
My vision’s through the rain
Falling onto the lane
A knock has come across,
So faint, so near to loss
The door that has been closed
For years, it simply chose
With joy that came to light,
I opened in sweet delight
The longing I have inside
Have come when we collide
The courage came to me
To once again be free
Of doubts and ambiguities
And face our possibilities
Karya: Adhelia
Taken with uncertainty
My hand with an open book
And hours to make me look
I came beside the window,
My heart’s filled with sorrow
My vision’s through the rain
Falling onto the lane
A knock has come across,
So faint, so near to loss
The door that has been closed
For years, it simply chose
With joy that came to light,
I opened in sweet delight
The longing I have inside
Have come when we collide
The courage came to me
To once again be free
Of doubts and ambiguities
And face our possibilities
Karya: Adhelia
Tentang Diriku
kadang kala aku letih menjadi diri aku
aku tak tahulah perasaan orang lain
tentang diri mereka sekeliling
akankah ada rona pelangi
dibalik kilau merah jambunya sang langit
menulis kata kata sakti di jutaan kalimat ini
merangkum setiap kalimat kalimat inti
menjadi hanya satu kata
diantara noktah merah jambu
langit...
biarkan aku merangkul mu
sampai ku tertidur dipangkuanmu
Karya: Adhelia
aku tak tahulah perasaan orang lain
tentang diri mereka sekeliling
akankah ada rona pelangi
dibalik kilau merah jambunya sang langit
menulis kata kata sakti di jutaan kalimat ini
merangkum setiap kalimat kalimat inti
menjadi hanya satu kata
diantara noktah merah jambu
langit...
biarkan aku merangkul mu
sampai ku tertidur dipangkuanmu
Karya: Adhelia
Isi Hatiku
Rupamu tak seberapa cantik...
Tubuhmu tak begitu menarik...
Tapi otakmu membuatku tak berkutik...
Semua terus kau ketik...
Demi menjawab soal matematik...
Sungguh kau wanita unik...
Dengarkanlah...
Aku tak butuh cantikmu...
Otakmu sudah cukup bagiku...
Serta jiwa sosialmu...
Aku ingin memilikimu...
Aku ingin terus bersamamu...
Jalani hidup penuh kebersamaan...
Dan semoga ini semua jadi kenyataan...
Karya: Hari Adityawan
Tubuhmu tak begitu menarik...
Tapi otakmu membuatku tak berkutik...
Semua terus kau ketik...
Demi menjawab soal matematik...
Sungguh kau wanita unik...
Dengarkanlah...
Aku tak butuh cantikmu...
Otakmu sudah cukup bagiku...
Serta jiwa sosialmu...
Aku ingin memilikimu...
Aku ingin terus bersamamu...
Jalani hidup penuh kebersamaan...
Dan semoga ini semua jadi kenyataan...
Karya: Hari Adityawan
Karena Kata
Karena kata itu indah,
tak dapat kutemukan kata yang paling sepi
karena kata itu memukau,
tak ada yang seindah engkau
karena kata ku telantarkan kata-kataku sendiri
karena kata itu ungkapan
kutemukan kamu yang indah
karena tak dapat ku ucapkan kata yang paling rindu
hanya doa yang ku ucapkan dalam sendu
Karya: Adhelia
tak dapat kutemukan kata yang paling sepi
karena kata itu memukau,
tak ada yang seindah engkau
karena kata ku telantarkan kata-kataku sendiri
karena kata itu ungkapan
kutemukan kamu yang indah
karena tak dapat ku ucapkan kata yang paling rindu
hanya doa yang ku ucapkan dalam sendu
Karya: Adhelia
Mengantuk
sekejap mataku terpejam, lelah terperangkap
menghitung detik detik yang senyap
dibalik kebosanan yang tidak akan lenyap
semua terdiam.. .
ahkan angin pun diam merana
merayapi keadaan gundah gulana
seperti sang luna malam yang karam
tenggelam dibalik siang yang geram
mataku memang terpejam kawan?
namun hatiku melayang-layang ke awan
menjemput mahligai mimpi yang menawan
diantara bantal-bantal kusandarkan hatiku diantara aliran kanal
Karya: Adhelia
menghitung detik detik yang senyap
dibalik kebosanan yang tidak akan lenyap
semua terdiam.. .
ahkan angin pun diam merana
merayapi keadaan gundah gulana
seperti sang luna malam yang karam
tenggelam dibalik siang yang geram
mataku memang terpejam kawan?
namun hatiku melayang-layang ke awan
menjemput mahligai mimpi yang menawan
diantara bantal-bantal kusandarkan hatiku diantara aliran kanal
Karya: Adhelia
Langganan:
Postingan (Atom)